BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Selasa, 10 Mei 2011

ALAM,,Awal buah pikiran Filosof

Sungguh sangat menarik ketika mempelajari filsafat, terutama mempelajari filsafat Yunani, karena dengan mempelajari filsafat Yunani, kita akan mengetahui sejarah asal muasal filsafat, bagaimana seorang filosof memikirkan sesuatu hal yang sebelumnya belum pernah terpikirkan oleh orang lain, dan pada zaman itu belum pernah ada orang yang memikirkan. Filsafat Yunani atau alam pikiran Yunani merupakan sejarah awal bagi perkembangan ilmu filsafat, sehingga Yunani merupakan pusat peradaban pada zaman itu dan dari peradaban Yunani itulah lahir banyak tokoh-tokoh pemikir dengan memunculkan banyak ide-ide dan ilmu-ilmu baru.
Dalam mengkaji filsafat Yunani, disini perlu dipelajari terlebih dahulu siapa tokoh-tokoh dan bagaimana kerja pikiran dia, dan bagaimana kesimpulan yang mereka pikirkan, seperti apa yang dipikirkan oleh Thales seorang filosof pertama, karena dalam memikirkan dunia ini dia berkesimpulan bahwa “semuanya itu air”. Air yang cair adalah pokok atau pangkal dari segala-galanya, semua yang ada didunia ini berasal dari air dan semuanya kembali kepada air.
Sangat wajar ketika dia menyimpulkan bahwa segala sesuatu itu berasal dari air, karena sebelumnya belum pernah ada yang memikirkan dunia, dan dia pertama kali memikirkan hal itu. Melihat jalan pikiran Thales bahwa ketika dia menyimpulkan hal itu tidak terlepas dari perhatian dia terhadap alam, karena dengan perhatiannya terhadap alam itu Thales mendapatkan keputusan tentang soal besar, apa asal alam ini ? apa yang menjadi sebab penghabisan daripada segala yang ada ? . Kesimpulan itu mungkin dipengaruhi oleh faktor dia sebagai seorang saudagar di Mesir pada waktu itu, dimana dia sering menjumpai adanya air , baik yang ada didarat maupun dilaut, sehingga dia memperhatikan penuh, betapa air laut menjadi sumber hidup, dan betapa bergantungnya manusia terhadap air. Dari situlah semua itu trpikir oleh Thales dan menjadi pengaruh besar atas pikiran dan pandangannya tentang alam.
Berbeda dengan filosof setelahnya, seperti apa yang dipikirkan oleh anaximandros, seorang filosof dan murid dari Thales, dia berkesimpulan bahwa langit itui bulat seperti bola, bumi terkandung di tengah-tengahnya, bangunnya sebagai silinder, bulat panjang, dan datar pada atasnya, dari pemikiran beliau ini juga tidak terlepas dari ajaran gurunya tentang akan asal dari segalanya, menurut pendapatnya, barang asal itu tidak berhingga dan tidak berkeputusan. Yang asal itu, yang menjadi dasar alam dinamai apeiron. Bahwa semuanya itu terjadi daripada apeiron, betapa kiranya timbul alam ini dari apeiron itu.
Melihat pandangan dari kedua filosof itu, buah pemikiranya tidak terlepas dari permasalahan asal dari segala sesuatu, dan untuk memikirkan hal itu yang menjadi obyek dalam pikirannya adalah alam. Alam yang menjadi obyek dalam menjawab permasalahan-permasalahan pada saat itu, Filosofi memandang alam sebagai satu soal yang bulat, ia mencari pengetahuan yang selesai tentang alam dan penghidupan. Itulah yan dicarinya senantiasa dengan tak pernah sampai ke penghabisannya.

Senin, 11 April 2011

NETRAL TIDAKNYA ILMU FILSAFAT

Oleh : Soni Zakaria

Berbicara masalah filsafat seringkali diidentikkan dengan kegiatan berpikir, walaupun keduanya antara filsafat dengan kegiatan berpikir ada kesamaan namun tidak bisa dibenarkan kesamaanya karena kegiatan berpikir tidak harus berfilsafat. Lantas dimana perbedaan antara filsafat dengan kegiatan berpikir, terlepas dari persamaan dan perbedaan antara keduanya bahwa filsafat merupakan kegiatan berpikir yang sangat mendalam, radikal, kritis, sistematis, dengan melalui berbagai pendekatan, baik pendekatan historik, doctrinal, metodik, organik. Untuk mencapai kefilsafatan dibutuhkan perenungann yang mendalam berpikir secara radikal sampai keakar suatu masalah melewati batas-batas fisik yang ada dan memasuki daerah pengembaraan sesuatu diluar fisik, dengan tidak melepas dari ciri-ciri yan telah disebutkan diatas.
Dalam khazanah ilmu, filsafat diartikan sebagai berpikir yang bebas, radikal dan berada dalam dataran makna, bepikir bebas disini maksudnya tidak ada yang menghalangi pikiran bekerja, karena kerja pikiran itu terletak pada otak, sehingga otakpun seakan-akan adalah raja atau penguasa dimana otak ini tidak ada yang bisa menghalangi seseorang untuk berpikir secara bebas, apalagi mengatur-ngatur atau menyeragamkannya, selama otak itu masih dalam keadaan normal dan tidak ada gangguan dan seseorang itu dalam keadaan sehat.
Kebebasan otak dalam berpikir adalah sunnatullah walaupun seseorang itu dikurung sekalipun tapi kerja otak dalam berpikir masih tidak bisa terhalangi begitu saja dan masih tetap bebas, bebas memilih apa saja untuk dipikirkan karena tidak ada yang haram dipikirkan. Tergantung dari otak itu sendiri apakah mampu untuk berpikir lebih dalam ataukah tidak, karena otakpun mempunyai kemampuan yang berbeda-beda, tergantung kesanggupan seseorang untuk memikirkanya. Baik berpikir mengenai kehidupanya di dunia maupun memikirkan kehidupan setelah mati istilah lain adalah eskatalogi yang membicarakan masalah tentang kematian, hari kiamat, akhirat, surga neraka, dan hal-hal tentang masa depan yang belum pernah teralami.
Kembali pada permasalahan kefilsafatan, dari uraian tentang kebebasan otak dalam berpikir tadi yang menjadi permasalahan sejauh mana kebebasan berpikir itu? apakah mungkin, kebebasan berpikir itu dilakukan. Sudah menjadi kodrat manusia bahwa berpikir bebas itu merupakan anugerah nikmat terbesar dan rahmat Tuhan yang paling istimewa berupa akal, yang membedakan antara manusia dengan makhluk Tuhan lainya, Sehingga dengan anugerah nikmat dan rahmat manusia itu bisa memikirkan dirinya dan mengenal akan Tuhannya.
Kebebasan berpikir adalah hal yang sudah semestinya, tidak perlu ditakuti karena dalam berpikir tidak ada sanksi baik sanksi moral atau sanksi apapun, adapun sanksi moral atau sanksi lain hanya diberlakukan pada suatu tindakan atau perbuatan yang kongkrit yang benar-benar melanggar aturan.
Dari kebebasan inilah muncul permasalahan-permasalahan terutama dari sebagian kalangan ulama’, karena sebagian ulama’ tidak mengizinkan akal bebas berpikir sebebas-bebasnya, terutama berpikir dalam wilayah akidah, ditakutkan dengan bebasnya akal berpikir maka keberadaan dan eksistensi Tuhan akan terancam, bahkan keberadaan adanya Tuhan ditiadakan, seperti apa yang pernah terlontar oleh pemkiran salah seorang filsuf dengan mendeklarasikan tidak adanya Tuhan atau Tuhan telah mati. Dari pernyataan itulah sebagian ulama’ tidak mengizinkan akal berfikir secara bebas dan bahkan lebih ekstrim lagi sebagian ulama’ mengharamkan manusia untuk berfilsafat.
Meminjam pernyataan cendekiawan muslim muda almarhum Ahmad Wahib ketika berpikir dalam batasan-batasan Tauhid atau akidah, sebagai konklusi globalitas ajaran Islam maka cukup aneh, mengapa berpikir hendak dibatasi, apakah Tuhan itu takut terhadap rasio yang di ciptakan oleh Tuhan itu sendiri? Kita percaya pada Tuhan tapi Tuhan bukanlah daerah terlarang bagi pemikiran. Tuhan ada bukan untuk tidak dipikirkan “adanya” Tuhan bersifat wujud bukan untuk kebal dari sorotn kritik. Sesungguhnya orang yang mengakui berTuhan, tapi menolak berpikir bebas berarti menghina rasionalitas eksistensinya Tuhan. Jadi dia menghina Tuhan karena kepercayaannya hanya sekedar kepura-puraan yang tersembunyi.
Menurut Ahmad Wahib orang-orang yang berpikir itu, walaupun hasilnya salah, masih jauh lebih baik daripada orang-orang yang tidak pernah salah karena tak pernah berpikir. Padahal dengan berpikir bebas, manusia akan lebih banyak tahu tentang dirinya sendiri, manisia akan lebih tahu tentang kemanusiaanya. Mungkin ada orang yang mengemukakan bahaya dari berpikir bebas itu cenderung atau bahkan bisa jadi atheis, padahal orang yang tidak sama sekali berpikir juga bisa atheis.
Dari pandangan yang berbeda mengenai permasalahan yang ada dalam filsafat, bahwa kedua pandangan itu tidak bisa dipungkiri karena kedua-duanya memilki argument masing-masing. Dan melihat dari permasalahan tentang kefilsafatan tadi bahwa filsafat ternyata bebas nilai. Disisi lain filsafat masih dipandang sebelah artinya filsafat mempunyai dua mata sisi tergantung orang yang menggunakanya.
Filsafat bisa jadi baik dan bisa jadi buruk ketika kita melihat dari kedua pandangan tersebut, akan tetapi mengingat bahwa filsafat mempunyai cabang yakni filsafat etika, Filsafat etika adalah cabang filsafat yang khusu membicarakan nilai, yaitu nilai baik dan buruk. Karena etika membicarakan masalah nilai pastilah etika itu tidak bebas nilai. Adalah mungkin nilai yang digunakan dalam etika itu bukan nilai dari agama, tetapi tetap saja ia tidak netral karena ia telah membicarakan baik dan buruk.
Mengingat lagi bahwa filsafat adalah hasil pemkiran orang, maka tidaklah mungkin orang itu netral dalam berpikir, karena hasil pemikiran orang itu sekurang-kurangnya berpihak ada pemikir itu sendiri. Akan tetapi masih ada kemungkinan netralnya filsafat. Menurut Prof.Dr.Ahmad Tafsir dalam bukunya Filsafat Ilmu filsafat netral yaitu pada logika, karena mungkin saja logika itu netral.
Terlepas dari netral atau tidak, logika masih menjadi persoalan apakah logika itu filsafat atau bukan filsafat. Jika kita berpandangan bahwa logika itu adalah bagian dari filsafat maka bisa dikatakan bahwa sebagian dari filsafat adalah netral. Sebagian yang lain filsafat tiu tidak netral karena filsafat itu b erada dalam keberpihakan, keberpihakanya adalah pada keselamatan dan kedamaian. Sehingga filsafat merupakan gerakan berpikir untuk memperoleh suatu pencerahan yang berfungsi untuk keselamatan dan kedamaian itu sendiri.
Menurut penulis bahwa filafat adalah anugerah yang diberikan oleh Tuhan, karena Tuhan tidak akan pernah memberikan sesuatu kepada manusia kalau tidak bermanfaat untuk manusia itu sendiri. Jadi tergantung pada manusianya, apakah bisa memanfaatkan untuk lebih baik ataukah sebaliknya..

Selasa, 01 Februari 2011

Bersandarlah kepada Allah.

Ketika anda merasa lelah dan tak perdaya dari usaha yang sepertinya sis-sia,,,Allah tahu betapa keras anda sudah berusaha..

Ketika anda sudah menangis sekian lama dan hatimu masih tersa pedih,,,Allah sudah menghitung air matamu..

Ketika anda fikir bahwa idup anda sedang menunggu sesuatu dan waktu serasa berlalu begitu saja,,, Allah sedang menunggu bersanding denganmu..

Ketika anda merasa sendirian dan teman-teman anda terlalu sibuk dengan diri mereka sendiri ,,, Allah selalu berada disampingmu..

Ketika anda fikir bahwa anda sudah mencoba segalanyadan tidak tahu hendak berbuat apalagi,,,Allah punya jawabanya..

Ketika segala sesuatu menjadi tidak masuk akal dan anda merasa tertekan ,,, Allah dapat menenangkanmu..

Jika anda melihat jejak-jejak harapan,,,Allah berbisik kepadamu..

Ketika segala sesuatu berjalan lancar dan anda merasa ingin mengucap syukur,,, Allah telah memberkahimu..

Ketika sesuatu yang indah terjadi dan anda dipenuhi ketakjuban,,, Allah tengah tersenyum padamu..

Ketika anda memiliki tujuan untuk dipenuhi dan mimpi untuk digapai,,,Allah sudah membuka matamu dan memanggilmu dengan namamu..

Selamat

Kami dari keluarga besar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Komisariat Tamaddun FAI UMM Mengucapkan selamat atas terpilihnya kader Tamaddun Immawan Ali Muthahirin dari cabang Malang sebagai Ketua DPD IMM Jawa Timur periode 2011-2013,,semoga dapat mengemban amanah yang baik dan terus selalu memperjuangkan kepentingan-kepentingan IMM di tingkatan Jawa Timur...By_IMM Tamaddun FAI UMM.

Selasa, 25 Januari 2011

Informasi Hasil Nilai UAS

Kepada Teman-teman sekalian dalam blog kami menyediakan informasi untuk para akademisi yang barusan saja menyelesaikan ujian akhir semester yang menginginkan melihat hasil nilai UAS maka silahkan kunjungi atau klik alamat ini (http://infokhs.umm.ac.id) silahkan melihat, semoga nilainya bagus dan memuaskan,,amiien from Bidang Organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah FAI UMM.

Senin, 17 Januari 2011

Curicullum vitae


Nama : Soni Zakaria, panggil ja kangcone (kangsoni)

Kelahiran : Bumi Ronggolawe Tuban-Jatim

Study : Sejak SD,SMP,SMA Di tempuhnya di kota kelahiranya

Pengalaman berorganisasi :

  • Sekretaris Umum PR IRM SMP Muhammadiyah 1 Tuban
  • Ketua Umum PR IRM SMA Muhammadiyah 1 Tuban
  • Ketua Qobilah Hizbul Wathan SMA Muhammadiyah 1 Tuban
  • Ketua Bidang Kader PD IRM Kab Tuban
  • Ketua Bidang Organisasi PD IPM KabTuban
  • Ketua Bidang organisasi IMM Tamaddun FAI UMM 2010-2011
  • Ketua Divisi Pena Group Pusat Studi Islam (Forsifa) FAI UMM
  • Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah komisariat Tamaddun FAI UMM 2011-2012.

Selama masih duduk dibangku sekolah dan kuliyah juga aktif di masyarakat:

  • Sekretaris Eksekutif (SE) Di Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)
  • Devisi Bimroh LSM PIUR (Pendidikan Untuk Rakyat) Tuban
  • Sekretaris Panti Asuhan Puteri A'isyiyah Dau Malang.

Dan saat ini sedang menempuh studi di Universitas Muhammadiyah Malang Fakultas Agama Islam, dan juga masih tercatat sebagai kader aktif Muhammadiyah di ortomnya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah IMM Komisariat Tamaddun FAI UMM.

Selama dalam perkuliyahannya hidupnya diabdikan di panti A'isyiyah untuk membantu membina anak asuh panti, dan dalam waktu yang sama, beliau juga menuntut ilmu di Padepokan Hizhbul Wathan Malang dengan kawan-kawannya yang terlibat dalam PPUT (Program Pendidikan Ulama' Tarjih) yang di kelola oleh Bp K.H Abdullah Hasyim di Malang.

Selasa, 14 Desember 2010

Sejarah IMM Tamaddun FAI UMM


IMM Komisariat Tamaddun FAI-UMM telah berdiri sejak 1980-an, setelah IMM Korkom UMM didirikan. Sejak saat itu sampai kini, IMM Tamaddun FAI dapat dikatakan cukup sukses melakukan regenerasi kekaderan dan kepemimpinan. Sejak awal kelahirannya pula, IMM Tamaddun FAI berijtihad membangun penguatan kelembagaan untuk menjadikan IMM Tamaddun FAI mampu bersaing pada level-level Intelektual, pergumulan wacana ilmiah dan terlebih ranah moralitas.

HISTORIS KEPEMIMPINAN TAMADDUN

Dalam catatan sejarah IMM Tamaddun FAI yang terlacak sampai sekarang. IMM Tamaddun FAI telah mampu melahirkan profil alumni yang dapat dibanggakan. Itu jika dilihat dari profil mantan ketua umum-nya.

Era 1993, IMM Tamaddun FAI dipimpin Immawan Syaukani (Saat ini masih aktif di Departemen Agama RI/Pusat-Jakarta).

Era 1993-1994, IMM Tamaddun FAI dipimpin Immawan Amin Prasojo (Catatan terakhir yang didapat admin Grup Tamaddun FAI-UMM, ia Dosen UIN Malang).

Era 1994-1995, IMM Tamaddun FAI, dinahkodai Immawan Khaidir (Catatan terakhir yang didapat admin Grup Tamaddun FAI-UMM , ia guru Sekolah Menengah di Kalimantan ).

Pada masa-masa itu, eksistensi IMM Tamaddun FAI belum dianggap. Baru pada era 1995-1996, ketika IMM Tamaddun FAI diketuai Immawan Sugeng Wiharto (Putera Kediri), IMM Tamaddun mengalami masa rekonstruksi, utamanya pada wilayah intelektualitas.

Setelah itu, tongkat estafet intelektualitas beralih kepada Immawan Azhar Muttaqin *1996-1997* (Saat ini masih aktis sebagai Dosen dan Kepala Lab Syari'ah FAI-UMM, alumnus Pps UMM dan Pasca Sarjana dari Timur Tengah).

Masa selanjutnya (1997-1998), Immawan Pradana Boy ZTF (Kini aktif sebagai Dosen UMM, dan PSIF UMM, alumnus the Australian National University (ANU), Canberra. Terkenal sebagai tokoh penggerak pemikiran Islam di Indonesia. Telah banyak menerbitkan buku). Pada eranya, Ia memprioritaskan mengangkat IMM Tamaddun FAI dalam percaturan mikro di IMM Malang. Dan pada periode inilah IMM Tamaddun FAI benar-benar mulai diperhitungkan.

Periode berikutnya, 1998-1999. Immawan Sumanwah melanjutkan tampuk kepemimpinan sampai digantikan Immawan Zainuddin, 1999-2000. Di dua periode ini, fokus gerakan yang diambil IMM Tamaddun FAI ialah mempertahankan dan meningkatkan nilai tawar IMM Tamaddun FAI di tataran Cabang Malang, sambil terus melakukan inovasi untuk mencetak kader-kader yang berkualitas.

Tahun berikutnya, Immawan Akhmad Fauzi (Mantan Ketua IMM Cabang Malang, kini almarhum) dilanjutkan Immawan Herman (2000-2001, alumnus Pasca UMM), Immawan Achmad Bagus (2001-2002, mengundurkan diri dan digantikan Immawati Luluk Ifayah), sampai dilanjutkan Immawan Subhan Setowara (2003-2004, saat ini aktif di PSIF). IMM Tamaddun FAI telah mampu menjadi corong IMM Malang pada tataran Intelektual serta penguasaan Mass Media, melalui para kader, senior dan alumninya. Seperti, Pradana Boy ZTF, Sofwan Effendy (Kini aktif meneribtkan buku dan Dosen Paramadina-Jakarta), Azhar Muttaqin (Ketiganya angkatan 1995). Mujtahid, Khilmi Arif (1996), Sumanwah (1997), Zainuddin, Imam Khafidzin (1998), Akhmad Fauzi, Herman, Achmad Bagus, Mufarrih, Ika Suciawati (1999), Junaidi, Hermin Sri Wulan, Muhammad Subhan Setowara, Elis Sholichah, Luluk Ifayah, Zulfan Baron (2000), Riza Abdul Mujib, Eko Prioyono (Kini, Wartawan Jawa Pos) -angkatan 2001-, Fachruddin Mth, Fachrurrozi Mth, Husnul Hotimah, dan Galuh Retno Sari (2002).

Pasca masa-masa keemasan itu, IMM Tamaddun FAI dihadapkan pada persoalan pentingnya mempertahankan identitas IMM Tamaddun berupa intelektualitas. Karenanya, periode 2004-2005, dibawah kepemimpinan Immawan Fahcruddin Mth (Kini Guru di Nganjuk), ia lebih banyak memerankan level intelektualitas kader ikatan. Periode selanjutnya (2005-2006), Immawan Nurus Sholihin (Kini aktivis Pemuda Muhammadiyah Sampang) memimpin IMM Tamaddun FAI yang saat itu dituntut untuk membangkitkan dan meningkatkan eksistensi kader ikatan Tamaddun yang sempat mengalami masa-masa surut pada periode 2004. Misi dimaksud ialah membangun kembali kekuatan kultural, intelektual dan politik. Dimasa berikutnya, tongkat estafet beralih kepada Immawan Ahmad Ba'its Diponegoro (2006-2007, kini Sekretaris Umum DPD IMM Jawa Timur, dan wartawan MATAN. Baru menerbitkan satu buah buku). IMM Tamaddun FAI dihadapkan pada konflik kebutuhan, yakni terdapat sejumlah kader ikatan yang mengalami masa-masa disorientasi kekaderan/organisasi dan di tempat berbeda sejumlah kader ikatan yang semangat dalam berorgarnisasi. Ditengah konflik kebutuhan di dua kutub angkatan yang berpengaruh pada ritme organisasi. IMM Tamaddun saat itu, dianggap mampu keluar dari masalah yang lebih parah pada periode sebelumnya. Pada wilayah eksternal, IMM Tamaddun lebih mampu bersaing secara politik.

Setelah masa kepemimpinan berakhir, Immawan Galih Tri Widagdo (2007-2008) membawa corak kepemimpinan Tamaddun yang berbeda dari periode sebelum-sebelumnya yang cenderung menekankan sisi intelektual. Di periode ini, IMM Tamaddun FAI tampak terlihat lebih ke arah seni. Terbukti mampu memunculkan kader-kader yang berpotensi menjadi seniman lukis, teater dan sebagainya. Pada masa ini, konflik internal antar angkatan kembali mencuat dan cenderung memunculkan isu-isu tak sedap, bahkan beberapa isu mengarah fitnah. Konflik baru cukup sedikit reda, menjelang akhir kepemimpinan.

Periode 2008-2009, Immawan Abror Ibrahim menerapkan gaya kepemimpinan sedikit berbeda. Prinsipnya, ia berusaha mengembalikan sisi intelektual kader Tamaddun. Teracatat, diperiodenya ia cukup berhasil menelurkan kader-kader Penulis. Dimasa kepemimpinannya, konflik di tubuh internal mulai dinetralisir, ia pun dinilai mampu merangkul kembali pihak-pihak bersengketa. Dalam wilayah politik, arah gerak politik yang sempat dirintis periode sebelumnya, telah mampu diterapkan secara bijak dan berhasil.

Era 2004-2009 di atas, telah juga berhasil menelurkan kader-kader penulis, seperti : Hikmatulloh, Sholeh Subagja, Nurus Sholihin, Ahmad Ba'its Diponegoro, Tinuk Dwi Cahyani, Farid Effendy, Nurul Hidayah (2003), Zaim Faridah (2004), Khusnul Amin, Rahmadhani Al-Barauwi, Faniah Rahmawati, Nasiatul Muyasaroh (2005), Ali Syafik (2006), Annisa Rosyidah, Raja Sahman Harahap, Muhammad Rajab (2007)
Kini di periode 2009-2010, IMM Tamaddun FAI dinahkodai Immawan Budi. Putera Madura yang dihadapkan pada tanggungjawab semakin banyaknya kuantitas calon kader Tamaddun.

Lantas bagaimana dari sisi politik?
IMM Tamaddun FAI sampai kini, telah mampu banyak bersaing. Sebagai bukti, terpilihnya Immawan Rahmadani Al-Barauwi sebagai Presidium Mahasiswa UMM, dan Immawan Ahmad Ba'its Diponegoro sebagai Sekretaris Umum DPD IMM Jawa Timur. Tercatat, inilah untuk pertama kalinya IMM Tamaddun FAI mampu menempatkan kader-kadernya pada dua posisi strategis di atas.

Keberhasilan ini tidak lepas dari peran aktor-aktor politik, seperti Immawan Ali Muthohirin, Immawan Edi Rudianto, Immawan Kukuh Dwi Kurniawan, dan Immawan Arif Rahmawan.

Dengan demikian, IMM Tamaddun FAI sekarang dapat dikatakan telah mampu menggunakan dua kekuatan. Pertama, Intelektual, dan Kedua, Politik.

Tinggal kini, usaha Immawati Rosyidah (selaku PJ ForJII) dapatkah menghasilkan kader-kader penulis lainnya? Dan dapatkah, ketiga aktor politik Tamaddun pun juga mampu menelurkan kader-kader politik lainnya?

Sumber Referensi : Tulisan Immawan Pradana Boy ZTF tentang sejarah IMM Tamaddun FAI dalam lembaran tentang Tamaddun (catatan masa silam), dan telah dilakukan perubahan sesuai perkembangan oleh Immawan Ahmad Ba'its Diponegoro
over a year ago · Report